Kehebatan
berbisnis Muhammad bisa dilihat dalam sebuah riwayat yang menceritakan
bahwa beliau pernah menerima utusan dari Bahrain, Muhammad menanyakan
kepada Al-Ashajj berbagai hal dan orang-orang yang terkemuka serta
kota-kota yang terkemuka di Bahrain. Pemimpin kabilah tersebut sangat
terkejut atas luasnya pengetahuan geografis serta sentral-sentral
komersial Muhammad. Kemudian al-Ashajj berkata “sungguh Anda lebih
mengetahu tentang negeri saya daripada saya sendiri dan anda pula lebih
banyak mengetahui pusat-pusat bisnis kota saya dibanding apa yang saya
ketahu. Muhammad menjawab “saya telah diberi kesempatan untuk
menjelajahi negeri anda dan saya telah melakukannya dengan baik.”
Melalui
momentum Maulid Nabi ini kiranya perlu mengangkat tema kesuksesan
Muhammad sebagai pelaku bisnis demi memacu munculnya pengusaha-pengusaha
muda di kalangan Muslim. Sebenarnya negeri ini memiliki tokoh-tokoh
agama sekaligus pengusaha sukses, sebut saja misalnya, tokoh nasional
K.H. Ahmad Dahlan dengan usaha batiknya. Bahkan dalam sejarah gerakan
kemerdekaan Indonesia kita mengenal tokoh-tokoh agama yang terhimpun
dalam Syarikat Dagang Indonesia.
Sebagaimana kita ketahui jumlah wirausahawan di Indonesia masih
relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara maju di dunia. Dari
total penduduk Indonesia, 231, 83 juta jiwa hanya sekitar 2 persen saja
yang berwirausaha atau sebesar 4, 6 juta. Tentunya jumlah ini sangat
kecil sekali jika negeri ini menginginkan penduduknya untuk semakin kuat
dan mandiri secara ekonomi.
Negara-negara maju relative memiliki persentasi wirausahawan yang
relatif tinggi dari jumlah penduduknya. Persentase penduduk Singapura
yang berwirausaha mencapai 7 persen, China dan Jepang 10 persen dari
total jumlah penduduk mereka. Sedangkan yang tertinggi adalah Amerika
Serikat sebesar 11, 5-12 persen.
Melalui perayaan Maulid Nabi ini,
kita perlu mengkampanyeka pentingnya berwirausaha seperti apa yang telah
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai solusi untuk menyelesaikan
persoalan umat yaitu kemiskinan dan pengangguran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar